A. PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN


A. PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN

Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu  dan  telah  digantikan  dengan  era  dimana  konsumen  memegang  kendali.

Konsumen   yang   mendikte   produk   apa   yang   seharusnya   diproduksi   oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Konsumen lebih penting dari pada kekasih (istri atau pacar),  orang  bisa  hidup  tanpa  kekasih  tetapi perusahaan tidak bisa hidup tanpa konsumen.  Oleh  karena  itu  perusahaan  perlu  mengerti  bagaimana  konsumenya berperilaku.  Kenapa  Andi  suka  motor  sport  sementara  bapaknya  suka  motor bebek,  kenapa  pasar  Bringharjo  ramai  pada  bulan  Muharom  (Suro)  sementara pasar Rebo di Jakarta biasa-biasa saja. Kenapa selera makan orang jawa dengan orang   manado   berbeda.   Apa   yang   melatarbelakangi   keadaan   itu? Jawaban terhadap   pertanyaan-pertanyaan    itu    membutuhkan    studi    tentang    perilaku konsumen.

Pada dasarnya perilaku konsumen merupakan tindakan/perilaku, termasuk didalamnya  aspek-aspek  yang  mempengaruhi  tindakan  itu,  yang  berhubungan dengan  usaha  untuk  mendapatkan  produk  (barang  dan  jasa)  guna  memenuhi kebutuhannya.   Tidak   ada   kesamaan   definisi   yang   dikemukanan   para   ahli, perbedaan  itu  disebabkan  adanya  perbedaan  sudut  pandang.  Perilaku  manusia sangat  komplek  sehingga  sangat  sulit  digambarkan  dengan  kata-kata.  Namun untuk  memperluas  pemahaman  tentang  perilaku  konsumen,  akan  saya  paparkan beberapa definisi perilaku konsumen yang dikemukakan beberapa pakar.

Pengertian  perilaku  konsumen  menurut  Engel  et  al.  (1994  :  3)  adalah tindakan   yang   langsung   terlibat   dalam   mendapatkan,   mengkonsumsi,   dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini.

Mowen  (1990  :  5)  mengatakan  bahwa  perilaku  konsumen  adalah  studi unit-unit   dan   proses   pembuatan   keputusan   yang   terlibat   dalam   menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Difinisi tersebut menggunakan istilah  unit-unit  pembuat  keputusan,  karena  keputusan  bisa  dibuat  oleh  individu atau kelompok. Difinisi tersebut juga mengatakan bahwa konsumsi adalah proses yang  diawali  dengan  penerimaan,  konsumsi,  dan  diakhiri  dengan  penentuan (disposition). Tahap penerimaan menganalisa faktor-faktor   yang mempengaruhi
pilihan  konsumen  terhadap  produk,  tahap  konsumsi  menganalisa  bagaimana konsumen  senyatanya  menggunakan  produk  yang  diperoleh.  Tahap  penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah  selesai menggunakan produk tersebut.




Studi   perilaku   konsumen   adalah   studi   bagaimana   seorang   individu membuat  keputusan  untuk  menggunakan  sumber-sumber  yang  dimiliki  pada konsumsi yang berkaitan dengan sesuatu (barang atau jasa). Schifman dan Kanuk (1991    5)   mengatakan   studi   ini   meliputi;   apa   yang   dibeli,   mengapa   ia membelinya, dan berapa sering ia membelinya.
Swastha  dan  Handoko  (1987  :  9)  mendifinisikan  perilaku  konsumen sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan    menggunakan  barang dan      jasa  ekonomisalnya,  termasuk kegiatan pengambilan keputusan.

Perilaku konsumen (AMA) adalah interaksi dinamisalnya antara pengaruh dan  kognisi,  perilaku,  dan  kejadian  disekitar  kita  dimana  manusia  melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Ada tiga ide penting dari difinisi tersebut yaitu;

Perilaku   konsumen   adalah   dinamisalnya,   artinya   konsumen   bergerak sepanjang  waktu.  Implikasinya  dalah  generalisasi  perilaku  konsumen  biasanya terbatas  untuk  satu  jangka  waktu,  produk,  dan  konsumen  tertentu.  Dlm  strategi pemasaran berarti strategi yang sama dapat memberikan hasil yang berbeda, untuk situasi yang berbeda. Strategi yang berhasil untuk titik tertentu dapat saja gagal pada titik yang lain.

Perilaku  konsumen  melibatkan  interkasi  antara  pengaruh  (afeksi)  dan kognisi,  perilaku  dan  kejadian  di  sekitar.  Untuk  memahami  konsumen  dan mengembangkan  strategi  pemasaran  kita  harus  memahami  apa  yang  dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.


Konsumen  dapat  dibedakan  menjadi  dua  yaitu  konsumen  individu  dan

konsumen  industri.  Konsumen  individu  atau  konsumen  akhir  adalah  individu- individu           yang melakukan   pembelian       untuk      memenuhi      kebutuhan pribadi/konsumsi  rumah  tangganya.  Sedangkan  konsumen  bisnis  atau  lembaga adalah  individu atau sekelompok individu yang melakukan pembelian atas nama dan  untuk  digunakan  lembaga.  Dalam   hal  ini  lembaga  bisa  berarti  perusahaan, lembaga pemerintah, dan lembaga lainya.


B. PENTINGNYA MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN

Memahami  konsumen  dan  proeses  konsumsinya  memberikan  berbagai keuntungan   antara   lain: membantu   manager   dalam   membuat   keputusan, memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa konsumen, membantu legislatif   dan   pemerintah dalam   menyusun   undang-undang   dan   membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik. Lebih   dari   itu   studi   tentang   konsumen     dapat   membantu   kita   untuk   lebih memahami        tentang faktor-faktor      psikologi, sosiologi, dan   ekonomi    yang mempengaruhi perilaku manusia.
Analisis    konsumen    merupakan    dasar    dari    managemen    pemasaran. Perencanaan dan strategi pemasaran harus disusun berdasarkan pemahaman akan konsumen  yang  menjadi  target  pasar  bagi  perusahaan.  Pentingnya  pemahaman mengenai konsumen dapat dijumpai dalam definisi pemasaran. Pemasaran adalah aktivitas  manusia  yang  diarahkan  untuk  memeuni  kebutuhan  dan  keinginan melalui  proses  pertukaran.  Dari  definisi  tersebut  ada  dua  hal  penting.  Pertama pemasasar  berusaha  memuaskan  kebutuhan  dan  keinginan  orang  lain.  Kedua, pemasaran   melibatkan   studi   tentang   pertukaran   dalam   mana   orang   saling menyerahakn  sumber  daya.  Agar  menjadi  pemasar  yang  berhasil  mereka  harus memahami factor-factor yang mempengaruhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
Alasan     mempelajari  perilaku  konsumen  dapat     diiktisarkan  sebagai berikut:


1.   Analisis konsumen menjadi dasar bagi manager pemasaran. Hal ini membantu menajer dalam:


a.   menyusun bauran pemasaran.

b.   segmentasi

c.   defferensiasi dan product positioning.

d.   menyediakan dasar analisisi lingkungan 
e.   mengembangkan riset pemasaran.
2.   Analisis konsumen memainkan peranan kritis dalam pengembangan kebijakan publik.
3.   Pengetahuan  mengenai  perilakuk  konsumen  mengembangkan  kemampuan konsumen untuk menjadi konsumen yang lebih efektif.
4.   Analisis konsumen memberikan pengetahuan tentang perilaku manusia.

5.   Studi perilaku konsumen memberikan 3 jenis informasi, yaitu:

a.   Orientasi konsumen.

b.   Fakta mengenai perilaku pembelian.

c.   Teori yang membimbing dalam proses berfikir.



C. KERANGKA ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

Secara sederhana variabel-variabel perilaku konsumen dapat dibagi kedalam

3 bagian yaitu :

1.    Faktor-2 ekstern yang terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan referensi, dan keluarga.

2.    Faktor-2 intern/individu yang terdiri dari motivasi, persepsi, kepribadian dan konsep diri, belajar dan sikap individu.

3.    proses  pengambilan  keputusan  yang  terdiri  dari  5  tahap  yi;  menganalisa keinginan   dan   kebutuhan,   pencarian   informasi,   penilaian   dan   pemilihan alternatif, keputusan untuk membeli, dan perilaku sesudah pembelian.

Teori perilaku menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi individu dengan lingkungan. Demikian juga dalam model perilaku konsumen, keadaan lingkungan dan  individu  yang  bersangkutan  memegang  peranan  penting  dalam  menentukan perilakunya.


Secara sederhana Assael (1994 : 14) mengemukakan bahwa ada tiga faktor

pokok   yang   mempengaruhi   proses   pengambilan   keputusan.   Pertam adalah individu   konsumen,   dimana   pemilihan   produk   dan   jasa   dipengaruhi   oleh; kebutuhan,   persepsi,   dan   sikap   terhadap   alternatif-alternatif   serta   demografi konsumen,  gaya  hidup  dan  kepribadian.  Kedua  adalah  faktor  lingkungan  yang dipelihatkan   oleh   kebudayaan,   kelas   sosial,   kelompok   referensi   dan   faktor situasional. Ketiga adalah strategi pemasaran yang mengawasi konsumen dengan variabel-variabel produk, harga, promosi, dan distribusi.


Berkowitz (1992 : 118), secara lengkap memberi gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen sebagai berikut:
Gambar . Influence on the Consumer Purchase Decision Process
Sumber:    Berkowitz, et al., 1992 : 118
 
Dalam    kerangka    analisis    yang   dikemukakan  Berkowitz,    ada  satu perbedaan  dibandingkan  pendapat   para    ahli    yaitu    dimasukkannya   faktor situasional dalam kerangkan analisisinya.
Faktor  situasional  adalah  kondisi    sesaat  yang  muncul  pada  tempat  dan waktu   tertentu.   Kemunculanya   terpisah  dari  diri  produk  maupun  konsumen (Assael,  1994  :  527).  Belk  (1975  :  158)  mendifinisikan  situasi  sebagai  semua faktor  yang  utama  terhadap  tempat  dan  situasi  yang  tidak  menurut  pengetahuan seseorang (intra individual) dan stimuli (alternatif pilihan) dan memiliki bukti dan pengaruh sistimatis pada perilaku saat itu.
Pengaruh situasional adalah kekuatan sesaat yang tidak berasal dari dalam diri seseorang atau berasal dari produk atau merek yang dipasarkan (Wilkie, 1990  453).   Pengaruh   situasional   pada   konsumen   adalah   faktor   personal   dan lingkungan  sementara  yang  muncul  pada  aktivitas  konsumen,  sehingga  situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti (1) melibatkan waktu dan tempat dalam mana  aktivitas  konsumen  terjadi,  (2)  mempengaruhi  tindakan  konsumen  seperti perilaku  pembelian,  dan  (3)  tidak  termasuk  karakteristik  personal  yang  berlaku dalam  jangka  panjang.
Situasi  konsumen  relatif  merupakan  kejadian  jangka pendek dan harus dibedakan dengan lingkungan makro atau faktor-faktor personal yang memiliki jangka waktu lama.
Pengaruh  situasional  telah  menjadi  pertimbangan  bagi  banyak  peneliti perilaku   konsumen.    Kenyataannya   semua    perilaku    konsumen     mungkin dipengaruhi  oleh  pengaruh  situasional.  Peneliti  harus  mampu  mengidentifikasi variabel situasional mana yang paling umum mempengaruhi perilaku konsumen. Problem  pemasaran  dapat  disederhanakan  jika  fokusnya  hanya  diarahkan  pada situasi yang paling mempengaruhi pembelian produk. Penelitian telah menemukan bahwa  faktor  situasional  mempengaruhi  pilihan  konsumen  dengan  mengubah kemungkinan  pemilihan  berbagai  alternatif  (Kolm,  Monroe,  dan  Glazer,  1987, dalam Titus dan Ernett, 1996).
Terdapat   tiga   jenis   situasi   berkaitan   dengan   pemasar   yaitu:   situasi konsumsi, situasi pembelian, dan situasi komunikasi (Assael, 1994 : 527)
Situasi konsumsi adalah keadaan dimana merek digunakan. Suatu parfum mungkin digunakan untuk acara tertentu sedangkan parfum yang lain digunakan untuk sehari-hari. Konsumen mungkin minum kopi bubuk untuk menjamu tamu dan minum kopi instan untuk menu sehari-hari. Situasi demikian sebagaian dapat diantisipasi,  misalnya  akan  pergi  kesuatu  tempat  atau  akan  kedatangan  tamu tertentu.  Sebagian  yang  lain  tidak  bisa  diantisipasi  misalnya  tiba-tiba  ada  tamu yang  datang.  Keadaan  demikian  memaksa  konsumen  membeli  sesuatu  secara cepat  dan  rela  membayar  lebih  karena  keterbatasan  waktu  untuk  berkeliling mencari harga yang murah.
Situasi  pembelian  berkaitan  dengan:  pertama,  lingkungan  di  dalam  toko seperti  ketersediaan  produk,  perubahan  harga,  dan  kemudahan  belanja  yang berkait  dengan  pilihan  berbelanja.  Kedua,  situasi  pembelian  berkaitan  dengan apakah produk yang dibeli untuk hadiah atau untuk dirinya sendiri. Konsumen biasanya  mengunakan  kriteria  yang  berbeda  dan  mungkin  memilih  merek  yang berbeda jika ia membeli untuk dirinya sendiri. Ketiga, situasi pembelian berkaitan dengan keadaan mood konsumen ketika berbelaja. Keadaan senang atau keadaan susah mempengaruhi pemrosesan dan pencarian informasi tentang produk.

Situasi  Komunikasi  adalah  keadaan  dimana  konsumen  terbuka  untuk informasi  baik  dari  orang  seorang  ataupun  informasi  yang  bersifat  impersonal. Situasi  komunikasi  dapat  menentukan  apakah    konsumen  akan  mengumumkan, memahami dan menahan informasi.
Untuk   memaham lebih   lanjut   tentang   situasi,   maka   perlu   diketahui tentang  karekteristik  situasi  konsumsi  dan  situasi  pembelian.  Dengan  mengacu pada pendapat Belk dalam   Assael (1994 : 530), Engel et. al., (1994 : 210), dan Mowen (1990 : 536) terdapat lima jenis situasi konsumen yaitu; lingkungan fisik, lingkungan sosial, definisi tugas, perspektif waktu, dan pernyataan sebelumnya.
Kotler  (1995  :  203)  secara  rinci  mengidentifikasikan  faktor-faktor  yang mempengaruhi perilaku pembeli.


Pada     gambar      diatas   ada    beberapa      faktor     yang  mempengaruhi

perilaku konsumen yaitu: (1) kebudayaan, yang terdiri   dari   budaya, sub budaya dan   kelas   sosial;   (2)  sosial,   faktor   sosial  terdiri  dari   kelompok   referensi, keluarga,   peranan  dan  status;  (3)  personal,   faktor personal   terdiri  dari  usia dan  tahap  daur     hidup, pekerjaan,  keadaan ekonomi, gaya hidup, keperibadian dan konsep  diri;  (4) psikologis, faktor  psikologis  terdiri dari motivasi, persepsi,belajar,  kepercayaan  dan  sikap.  Sedangkan     proses     pengambilan     keputusan adalah  merupakan    aktivitas    dari  individu   sebagai    reaksi   atas  diperolehnya rangsangan.

Proses pengambilan keputusan   ini sedikitnya      mempunyai   lima tahapan,   yaitu:  (1) mengidentifikasi  masalah (kebutuhan dan  keinginan);  (2) pencarian alternatif;     (3)       mengevaluasi alternatif-alternatif;     (4)mengambil keputusan  atau memilih  alternatif   (melakukan  pembelian);  (5)   evaluasi perilaku purna   beli  (Dharmesta,  1993:37).

0 Response to "A. PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN"

Post a Comment

Entri Populer

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme